Gibran

Gibran Jalin Kedekatan dengan Warga Papua Lewat Olahraga dan Kepedulian Sosial

Gibran Jalin Kedekatan dengan Warga Papua Lewat Olahraga dan Kepedulian Sosial
Gibran Jalin Kedekatan dengan Warga Papua Lewat Olahraga dan Kepedulian Sosial

JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan sisi hangat dan membumi saat melakukan kunjungan kerja ke Manokwari, Papua Barat. 

Dalam kunjungan tersebut, Gibran tak hanya menjalankan agenda formal kenegaraan, tetapi juga menyempatkan diri bermain sepak bola bersama warga di Lapangan Biryosi, kawasan pinggiran Kota Manokwari. 

Kehadirannya sontak menarik perhatian masyarakat sekitar yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan langsung orang nomor dua di Indonesia itu beraksi di lapangan hijau.

Mengenakan jersey PS Kasuari bernomor punggung 24 berwarna hijau neon dan biru bergaris vertikal, Gibran tampil penuh semangat. 

Ia bergabung bersama para siswa dari Sekolah Sepak Bola (SSB) PS Kasuari dalam pertandingan persahabatan yang juga diikuti oleh Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, yang memakai jersey putih bernomor 21. 

Dalam suasana penuh keceriaan, Gibran bermain serius namun tetap santai dan sesekali menyapa warga di tepi lapangan.

Pertandingan berlangsung hangat dengan sorakan dukungan dari masyarakat yang memadati sekitar lapangan. Gibran bahkan berhasil mencetak tiga gol, disambut tepuk tangan meriah warga Manokwari. 

Kehadirannya di lapangan bukan sekadar untuk olahraga, melainkan juga simbol kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya. Momentum tersebut memperlihatkan bahwa Gibran ingin membangun komunikasi yang lebih akrab dan terbuka dengan masyarakat Papua Barat, terutama generasi muda yang mencintai olahraga.

Dorong Pembangunan Papua Lewat Keputusan Berdasarkan Data

Sebelum bermain sepak bola, Gibran lebih dulu memimpin rapat penting bersama Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP). Rapat ini dihadiri oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk serta Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua. 

Dalam pertemuan tersebut, Gibran menegaskan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan berbasis data agar kebijakan yang diambil benar-benar tepat sasaran dan menjawab kebutuhan masyarakat Papua.

“Karena pembangunan di Papua ini harus berkelanjutan, tidak bisa hanya satu tahun, dua tahun. Oleh karena itu, Bapak Ibu nanti dalam pengambilan keputusan skala prioritas harus berdasarkan data dan fakta di lapangan,” tegas Gibran.

Pesan tersebut mencerminkan arah kebijakan pemerintah pusat yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dan pendekatan berbasis bukti (evidence-based policy). 

Gibran juga menekankan bahwa pembangunan di Papua tidak boleh bersifat sementara, melainkan harus memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat. 

Dalam forum tersebut, ia mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja cepat, transparan, dan terkoordinasi demi pemerataan pembangunan di tanah Papua.

Langkah ini sejalan dengan semangat percepatan pembangunan otonomi khusus yang tengah digalakkan pemerintah, dengan menitikberatkan pada peningkatan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi lokal. 

Gibran juga menyoroti perlunya keterlibatan masyarakat adat agar setiap kebijakan dapat diterima dan dijalankan dengan baik di lapangan.

Traktir Anak Yatim, Bentuk Kepedulian yang Hangat dan Tulus

Tak hanya sibuk dengan urusan kenegaraan, Gibran juga menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan sosial dengan mengunjungi dan mentraktir 69 anak yatim berbelanja perlengkapan sekolah di Kalawai Mart, Manokwari. 

Dengan mengenakan pakaian safari berwarna krem dan ikat kepala kasuari khas Papua, Gibran bersama sang istri mendatangi langsung anak-anak yang telah menunggu di meja kasir.

Dalam suasana penuh tawa dan keakraban, Gibran tampak mengecek tas belanja berwarna oranye yang dibawa oleh anak-anak. Ia bahkan sempat berbincang santai dengan mereka, menanyakan apa saja yang dibeli. 

“Beli apa tadi? Lihat, beli tas enggak?” tanya Gibran sambil tersenyum. Seorang anak kemudian menjawab polos, “Beli buku sama pensil warna,” dan Gibran pun menyarankan agar anak tersebut juga membeli tas sekolah.

Anita, salah satu murid SDN 01 Manokwari, mengaku sangat senang bisa bertemu langsung dengan Wakil Presiden dan mendapat bantuan perlengkapan sekolah. “Tadi Pak Wapres periksa tas belanja, terus nanya beli tas enggak, terus disuruh beli tas,” katanya dengan wajah ceria. 

Sementara Anna, murid Sekolah Santa Ursula Manokwari, mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa membeli perlengkapan belajar. “Kalau saya tidak beli tas karena mama sudah beli di rumah. Beli buku tulis dan pensil saja. Terima kasih Pak Gibran,” ujarnya penuh haru.

Aksi kecil namun bermakna itu menunjukkan sisi empati dan perhatian Gibran terhadap pendidikan anak-anak di daerah, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Ia berharap bantuan sederhana itu dapat menumbuhkan semangat belajar dan percaya diri anak-anak Papua.

Kehangatan, Kepemimpinan, dan Kepedulian di Tanah Papua

Kunjungan kerja Gibran di Manokwari tidak hanya sekadar agenda resmi seorang wakil presiden, melainkan juga memperlihatkan pendekatan humanis dan inklusif terhadap masyarakat. 

Dari rapat pembangunan yang menekankan keberlanjutan dan akurasi data, hingga bermain sepak bola dan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim, seluruh kegiatan Gibran menggambarkan keseimbangan antara tanggung jawab sebagai pemimpin dan empati sebagai manusia.

Kehadirannya di Papua membawa pesan bahwa pembangunan tidak hanya diukur dari infrastruktur atau anggaran, tetapi juga dari kehadiran pemimpin yang mau turun langsung, berinteraksi, dan mendengarkan aspirasi masyarakat. 

Melalui langkah-langkah sederhana seperti ini, Gibran menunjukkan bahwa membangun bangsa tidak selalu dimulai dari gedung-gedung tinggi, tetapi dari hati yang tulus dan tindakan nyata di tengah rakyatnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index