KOREA

Korea dan Tiongkok Perpanjang Currency Swap 70 Triliun Won

Korea dan Tiongkok Perpanjang Currency Swap 70 Triliun Won
Korea dan Tiongkok Perpanjang Currency Swap 70 Triliun Won

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat ketahanan ekonomi dan menjaga stabilitas pasar keuangan kawasan, Korea dan Tiongkok resmi memperbarui perjanjian currency swap bilateral bernilai besar antara won dan yuan. Langkah strategis ini menjadi sinyal kuat dari kedua negara dalam memperdalam kerja sama finansial dan meningkatkan ketahanan terhadap gejolak ekonomi global. Pemerintah Korea menyampaikan bahwa perpanjangan kontrak ini sekaligus mencerminkan hubungan ekonomi yang semakin erat antara Seoul dan Beijing, seiring meningkatnya kebutuhan untuk memperkuat cadangan likuiditas mata uang asing dan memfasilitasi transaksi perdagangan lintas batas.

Latar Belakang Perpanjangan Kerja Sama Finansial

Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea mengumumkan pada 3 November 2025 bahwa Bank of Korea dan Bank Rakyat Tiongkok telah resmi menandatangani pembaruan kontrak currency swap pada 1 November 2025. Kesepakatan ini kembali menetapkan nilai pertukaran sebesar 70 triliun won atau setara 400 miliar yuan, sama seperti kontrak sebelumnya yang berakhir pada 10 Oktober 2025.

Meskipun masa berlaku kontrak lama telah habis, kedua negara sepakat untuk melanjutkan skema pertukaran mata uang ini dengan tenor lima tahun. Pemerintah Korea menekankan bahwa kebijakan tersebut merupakan bagian dari strategi keuangan jangka panjang untuk mendorong ketersediaan likuiditas dan mendukung stabilitas perdagangan bilateral.

Pihak Kementerian juga menyampaikan bahwa perpanjangan kontrak swap ini diharapkan mampu memberikan kepercayaan lebih kepada pelaku pasar. Dengan tersedianya mekanisme pertukaran mata uang lokal, perusahaan-perusahaan Korea dan Tiongkok dapat lebih mudah mengelola risiko nilai tukar dalam kegiatan perdagangan internasional.

Dampak terhadap Perdagangan dan Stabilitas Pasar

Seiring meningkatnya dinamika ekonomi global, currency swap menjadi instrumen penting untuk menjaga kelancaran arus perdagangan dan kestabilan finansial. Pemerintah Korea menilai bahwa kesepakatan ini memberikan perlindungan tambahan bagi perekonomian kedua negara dalam menghadapi kemungkinan tekanan pasar.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Ekonomi Korea mengungkapkan keyakinan bahwa kebijakan tersebut akan berkontribusi pada penguatan hubungan dagang dan menjaga kestabilan pasar keuangan. Pemerintah menyampaikan bahwa pembaruan kontrak ini diharapkan mampu meningkatkan volume perdagangan, khususnya dalam sektor yang bergantung pada transaksi lintas mata uang.

Selain itu, currency swap juga memberikan fleksibilitas bagi kedua negara untuk saling mendukung likuiditas jika diperlukan, terutama ketika terjadi volatilitas nilai tukar global. Keberadaan mekanisme ini memungkinkan perusahaan di Korea dan Tiongkok melakukan transaksi dalam mata uang lokal masing-masing, sehingga mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Konteks Politik dan Diplomasi Ekonomi

Pembaruan kontrak currency swap ini berbarengan dengan agenda pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Korea Lee Jae Myung dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada 1 November 2025. Pertemuan tersebut menandai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara di berbagai sektor.

Dalam kesempatan itu, kedua pemimpin menegaskan komitmen untuk memperdalam kerja sama strategis melalui penandatanganan enam nota kesepahaman. Di antara dokumen penting tersebut terdapat pembaruan kontrak currency swap, Rencana Kerja Sama Ekonomi Korea-Tiongkok untuk 2026-2030, serta komitmen penguatan kolaborasi dalam perdagangan jasa dan investasi.

Pemerintah Korea menyampaikan bahwa komitmen ini menunjukkan arah hubungan bilateral yang semakin konkret dalam menciptakan manfaat ekonomi bersama. Mereka menilai bahwa kesepakatan tersebut tidak hanya mendukung stabilitas keuangan, tetapi juga membuka ruang untuk pengembangan kerja sama ekonomi jangka panjang yang lebih komprehensif.

Arah Kolaborasi Ke Depan

Selain memperbarui kontrak currency swap, kedua negara juga sepakat memperkuat upaya negosiasi dalam kerangka perjanjian perdagangan bebas (FTA) Korea-Tiongkok di sektor jasa dan investasi. Pemerintah Korea memandang langkah ini sebagai pondasi penting untuk memperluas akses pasar, meningkatkan daya saing ekonomi, dan mendorong perkembangan industri digital.

Selain itu, rencana kolaborasi ekonomi hingga 2030 membuka peluang pengembangan kerja sama di bidang teknologi, energi, manufaktur, dan transformasi digital. Pemerintah menekankan pentingnya kolaborasi berkesinambungan dalam menghadapi tantangan global, terutama dalam memastikan rantai pasok strategis tetap stabil dan terbuka.

Dengan diperpanjangnya kontrak currency swap serta penguatan kerangka kerja sama ekonomi lainnya, Korea dan Tiongkok menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi regional. Pemerintah berharap bahwa langkah ini dapat memperkuat kepercayaan pasar, mendukung pertumbuhan perdagangan bilateral, dan memberikan manfaat nyata bagi komunitas bisnis di kedua negara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index