Panas Bumi

Peluang Besar Energi Hijau: Lelang Panas Bumi Indonesia Diserbu Investor

Peluang Besar Energi Hijau: Lelang Panas Bumi Indonesia Diserbu Investor
Peluang Besar Energi Hijau: Lelang Panas Bumi Indonesia Diserbu Investor

JAKARTA - Pemerintah Indonesia semakin serius dalam mendorong transformasi energi menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), langkah strategis dilakukan dengan memperluas lelang wilayah kerja panas bumi (WKP). Upaya ini menjadi salah satu pilar penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menarik investasi besar di sektor energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah lokasi lelang menjadi sepuluh wilayah menunjukkan tingginya antusiasme investor terhadap pengembangan panas bumi di Tanah Air.

“Kita membuka lelang yang tadinya targetnya hanya dua lokasi. Sekarang sepuluh lokasi. Kita akselerasi. Jadi ada tiga wilayah kerja panas bumi kita lelang, lalu lelang penugasan juga ada. Penugasan survei pendahuluan ini di tujuh lokasi. Dan ini ternyata minatnya banyak sekali,” ujarnya.

Langkah percepatan ini menunjukkan arah baru sektor energi Indonesia yang semakin terbuka dan kompetitif. Proses lelang pun kini dilakukan secara daring untuk menjamin transparansi serta memudahkan akses bagi investor dari berbagai negara.

Investasi Panas Bumi Menggeliat di Tengah Transisi Energi Global

Minat yang tinggi terhadap proyek panas bumi Indonesia tidak hanya datang dari pelaku industri energi terbarukan, tetapi juga dari sektor minyak dan gas bumi (migas) yang mulai beralih ke EBT. Pergeseran investasi ini menjadi tanda bahwa transisi energi global sedang berlangsung dengan cepat.

Eniya menegaskan bahwa fenomena ini terlihat jelas dari laporan forum-forum internasional seperti APEC dan G20. “Investasi di sektor fosil saat ini sudah bergerak ke EBT. 

Dan kalau dilihat dari laporan di APEC beberapa waktu lalu, kita join G20 dan APEC, menginformasikan bahwa investasi untuk EBT sudah double. Dua kali lipat dari biasanya. Jadi ini pergerakan di internasional juga sangat agresif,” ungkapnya.

Pada semester pertama tahun 2025, realisasi investasi EBT di Indonesia mencapai sekitar US$ 1,3 miliar atau setara dengan Rp 21,64 triliun (asumsi kurs Rp 16.651 per US$). Target yang dipatok untuk tahun ini sebesar US$ 1,5 miliar diyakini akan tercapai dalam waktu dekat.

“Kita saat ini per semester satu capaian kita US$ 1,3 miliar dan target kita di akhir tahun US$ 1,5 miliar. Dan saya rasa ini akan segera bisa tercapai,” tambah Eniya optimistis.

Perkembangan positif ini menandakan kepercayaan dunia terhadap stabilitas kebijakan energi Indonesia, serta komitmen pemerintah dalam memfasilitasi iklim investasi yang kondusif bagi energi bersih.

Sepuluh Lokasi Panas Bumi Jadi Daya Tarik Investor

Pada tahun 2025, Kementerian ESDM melelang sepuluh wilayah kerja panas bumi yang terdiri dari tiga WKP utama dan tujuh penugasan survei pendahuluan serta eksplorasi (PSPE). Setiap wilayah memiliki potensi kapasitas energi yang menjanjikan, tersebar di berbagai provinsi strategis di Indonesia.

Tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP):

Telaga Ranau – Maluku Utara (kapasitas 40 MW)

Songgoriti – Jawa Timur (kapasitas 40 MW)

Danau Ranau Lampung – Sumatra Selatan (kapasitas 40 MW)

Tujuh Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE):

Bandar Baru Sepa – Maluku (kapasitas 25–40 MW)

Jenawi – Jawa Tengah (kapasitas 86 MW, rencana tahap awal ±55 MW)

Gunung Tampomas – Jawa Barat (kapasitas 30 MW)

Kadidia – Sulawesi Tengah (kapasitas 40 MW)

Cubudak-Panti – Sumatra Barat (kapasitas 40 MW)

Cisurupan Kertasari – Jawa Barat (kapasitas 20 MW)

Tuang – Sulawesi Selatan (kapasitas 20 MW)

Keberagaman wilayah tersebut menunjukkan potensi besar Indonesia dalam energi panas bumi yang tersebar dari Sumatra hingga Maluku. Dengan total kapasitas yang signifikan, proyek-proyek ini diharapkan dapat mendorong kemandirian energi serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Harapan Pemerintah: Indonesia Jadi Pusat Energi Bersih Dunia

Lelang panas bumi tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai pemain utama energi hijau di kawasan Asia. Pemerintah berharap langkah strategis ini tak hanya menarik investasi, tetapi juga mempercepat pengembangan infrastruktur energi berkelanjutan.

Dengan dukungan regulasi yang semakin jelas, kolaborasi lintas sektor, serta antusiasme investor yang tinggi, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat energi bersih dunia. Potensi panas bumi yang mencapai ribuan megawatt menjadi modal berharga bagi pembangunan ekonomi rendah karbon di masa depan.

Langkah Kementerian ESDM memperluas lelang WKP dan PSPE bukan hanya memperlihatkan keseriusan dalam mengejar target transisi energi, tetapi juga mencerminkan visi jangka panjang menuju kemandirian energi nasional yang berdaya saing tinggi.

Sebagaimana ditegaskan Eniya, “Pergerakan ini bukan hanya tentang investasi, tapi juga tentang masa depan energi Indonesia. Kita ingin memastikan bahwa sumber daya alam kita dikelola secara berkelanjutan dan memberi manfaat bagi generasi yang akan datang.”

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index