Menhan Ajak Prajurit TNI Wujudkan Persatuan dan Profesionalisme untuk Kekuatan Negara

Rabu, 05 November 2025 | 10:35:59 WIB
Menhan Ajak Prajurit TNI Wujudkan Persatuan dan Profesionalisme untuk Kekuatan Negara

JAKARTA - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan kembali pentingnya peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai pelindung rakyat sekaligus bagian dari masyarakat itu sendiri. 

Dalam arahannya kepada para prajurit di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) 823/Raja Wakaaka di Baubau, Sulawesi Tenggara, Sjafrie menekankan bahwa kekuatan TNI tidak akan berarti tanpa dukungan rakyat.

Ia menyampaikan pesan tersebut sebagai pengingat bagi seluruh prajurit agar selalu berpegang teguh pada Sapta Marga dan 8 Wajib TNI dalam menjalankan setiap tugas. Sjafrie menilai bahwa semangat pengabdian kepada rakyat merupakan roh dari keberadaan TNI sebagai garda terdepan pertahanan bangsa.

“TNI tanpa rakyat, kita tidak ada apa-apanya. Rakyat membiayai kita sampai kita masuk di lubang kubur. Karena itu, berbaktilah kepada rakyat dan bantu kesulitan-kesulitan rakyat di sekelilingmu,” ujar Sjafrie dalam arahannya kepada para prajurit.

Pesan itu disampaikan saat kunjungan kerja ke Yonif TP 823/Raja Wakaaka. Dalam kesempatan tersebut, Sjafrie turut mengingatkan bahwa prajurit harus menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat di wilayah tugasnya, karena keberadaan TNI berasal dari, oleh, dan untuk rakyat.

Yonif TP 823 Jadi Simbol Kedekatan TNI dan Rakyat

Kunjungan Menteri Pertahanan bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ke Baubau bertujuan untuk meninjau progres pembangunan pangkalan baru sekaligus memberikan pengarahan kepada para prajurit. 

Sjafrie menegaskan bahwa pembentukan Yonif TP 823 di Baubau merupakan bagian dari strategi nasional dalam memperkuat pertahanan di wilayah Nusantara yang sangat luas.

“Daerah kita luas, 514 kabupaten tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang harus menjaga kedaulatan, kita punya kewajiban supaya satu kabupaten itu dijaga oleh satu batalion, kalau perlu dua batalion,” jelasnya.

Menurut Sjafrie, kehadiran batalyon di wilayah ini bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga sebagai wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat. Ia mengingatkan bahwa para prajurit memiliki tanggung jawab besar dalam menegakkan kedaulatan serta membantu masyarakat di sekitar wilayah tugas mereka.

Selain itu, Sjafrie menekankan bahwa Yonif TP 823 dibentuk atas mandat rakyat untuk menjaga keutuhan negara. Karena itu, para prajurit diharapkan selalu bersikap ramah, rendah hati, dan menjunjung tinggi kehormatan rakyat.

“Kalian harus menjadi tentara rakyat, harus bisa bersatu dengan rakyat, dan harus bisa menghormati rakyat. Tidak boleh menyakiti hati rakyat,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa kemanunggalan antara TNI dan rakyat merupakan pilar utama dalam menjaga pertahanan negara. Tanpa dukungan rakyat, TNI tidak akan mampu menjalankan tugasnya secara maksimal.

Dorongan Profesionalisme dan Sinergi TNI-Polri

Dalam arahannya, Sjafrie juga menekankan pentingnya profesionalisme dan kerja sama antarinstansi, terutama antara TNI dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Ia mengingatkan bahwa kekompakan dua institusi pertahanan dan keamanan itu merupakan kunci utama stabilitas nasional.

“Kalau Panglima sama Kapolri kompak, kamu juga harus kompak sama anggota kepolisian. Kalau tentaranya kuat, polisinya kuat, negara kita menjadi kuat,” tegas Sjafrie.

Ia mengajak prajurit muda untuk terus mengasah kemampuan, menjaga kekompakan, serta menanamkan disiplin tinggi dalam setiap tugas yang diemban. Menurutnya, profesionalisme bukan hanya tentang kemampuan bertempur, tetapi juga tentang sikap dan pengabdian terhadap rakyat.

Sjafrie juga mengingatkan bahwa TNI adalah kekuatan moral bangsa yang harus menjadi teladan bagi masyarakat dalam hal kedisiplinan, tanggung jawab, dan semangat kebersamaan. Dengan berpegang pada nilai-nilai tersebut, TNI dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap institusinya dan meneguhkan peran sebagai pelindung rakyat.

Selain itu, ia menegaskan bahwa TNI dan Polri perlu menjaga komunikasi dan koordinasi di lapangan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu stabilitas nasional. Sinergi ini, katanya, harus terus dijaga karena menjadi fondasi bagi keamanan dan ketertiban negara.

Penguatan Strategi Pertahanan Nasional

Dalam konteks pertahanan jangka panjang, Sjafrie menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen memperkuat kehadiran militer di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini dilakukan melalui pembentukan dan penambahan satuan baru seperti Yonif TP 823 di Baubau.

Ia menjelaskan bahwa strategi pertahanan nasional menitikberatkan pada keseimbangan kekuatan di seluruh wilayah, terutama di daerah perbatasan dan kepulauan strategis. 

Pembangunan batalyon baru di berbagai daerah menjadi bagian dari upaya memastikan setiap wilayah mendapat perlindungan yang memadai dari potensi ancaman luar maupun dalam negeri.

Dalam kunjungan itu, Sjafrie bersama Panglima TNI meninjau langsung kesiapan personel dan infrastruktur di lapangan. Keduanya juga berdialog dengan prajurit mengenai kondisi fasilitas dan kebutuhan yang masih perlu dipenuhi untuk menunjang kesiapan tempur dan peran sosial TNI di daerah.

Sjafrie menekankan bahwa tugas TNI tidak hanya menjaga wilayah dari ancaman, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kerja nyata. TNI diharapkan hadir di tengah rakyat untuk membantu kesulitan mereka, sekaligus menjadi contoh bagi generasi muda tentang semangat pengabdian dan nasionalisme.

Ia menutup arahannya dengan pesan moral bahwa pengabdian kepada rakyat adalah bentuk tertinggi dari kehormatan seorang prajurit. “Berbaktilah kepada rakyat, bantu kesulitan mereka. Karena dari rakyatlah TNI lahir, dan untuk rakyat pula TNI berjuang,” ujar Sjafrie.

Dengan semangat tersebut, ia berharap seluruh prajurit dapat menjaga integritas dan profesionalisme, serta terus memperkuat jalinan kemanunggalan TNI dan rakyat demi Indonesia yang tangguh, berdaulat, dan sejahtera.

Terkini