Proyek Tol Getaci Jadi Langkah Besar Pemerintah Bangun Konektivitas Nasional

Rabu, 05 November 2025 | 10:35:41 WIB
Proyek Tol Getaci Jadi Langkah Besar Pemerintah Bangun Konektivitas Nasional

JAKARTA - Pemerintah terus mematangkan persiapan proyek Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Getaci), yang digadang akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia. 

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyebut proyek tersebut diharapkan dapat dimulai pada 2026. Ia menegaskan bahwa pemerintah berupaya agar tahapan persiapan, terutama proses lelang dan perencanaan teknis, dapat berjalan optimal sebelum memasuki tahap konstruksi.

“Targetnya sih kalau bisa 2026 ya 2026,” ujar Dody dalam kunjungannya ke Bandung, Jawa Barat. Ia menambahkan, meski masih ada beberapa tantangan di lapangan, terutama pada pembebasan lahan, secara umum proyek ini tidak menghadapi kendala berarti. “Proses biasa saja, enggak ada masalah, tapi biasanya sih urusan di lahan,” jelasnya.

Seperti proyek infrastruktur besar lainnya, pembangunan Tol Getaci akan dilaksanakan menggunakan skema Kontrak Tahun Jamak atau Multi Years Contract (MYC). Pemerintah ingin memastikan agar seluruh perencanaan dilakukan dengan matang, bukan sekadar mengejar waktu pengerjaan. 

“Kita enggak mau terlalu buru-buru, karena kalau buru-buru biasanya secara desain kurang bagus juga,” ujar Dody.

Tol Getaci nantinya akan dibangun secara bertahap sesuai dengan pembagian segmen yang telah ditetapkan. Proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu proyek strategis nasional yang berdampak besar pada peningkatan konektivitas wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga ke selatan Pulau Jawa.

Evaluasi Ulang Skema Pendanaan

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Rachman Arief Dienaputra menyebut bahwa proyek Tol Getaci kini tengah dievaluasi ulang, khususnya terkait porsi pendanaan antara pemerintah dan badan usaha. 

Proyek ini direncanakan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), di mana sebagian besar dana berasal dari investor, namun juga membutuhkan dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Rachman menjelaskan bahwa kebutuhan dukungan konstruksi atau dukon dalam proyek ini tergolong besar, bahkan mencapai lebih dari separuh total biaya pembangunan. 

“Kemarin saya lapor Pak Menteri, saat ada kebutuhan dukon yang cukup besar itu harus kita evaluasi dulu karena kita alokasinya sekarang sangat terbatas, apakah dimungkinkan dukonnya Rp 4 triliun–Rp 5 triliun,” ujar Rachman di Jakarta.

Menurutnya, salah satu faktor yang membuat biaya tinggi adalah kondisi geografis di wilayah Garut–Bandung yang memiliki kontur naik turun dan menuntut desain konstruksi kompleks. 

Oleh karena itu, pemerintah perlu mempertimbangkan ulang porsi pendanaan dan kelayakan proyek secara menyeluruh sebelum menentukan pemenang lelang baru.

Rencana Panjang Tol dan Potensi Ekonomi Wilayah

Tol Getaci memiliki panjang sekitar 206,65 kilometer dan dirancang membentang dari Gedebage di Bandung hingga Cilacap. Dengan panjang tersebut, tol ini akan menjadi yang terpanjang di Indonesia, melebihi Tol Trans Jawa lainnya. 

Jika terealisasi, proyek ini akan menjadi jalur penting yang menghubungkan kawasan industri, pertanian, dan pariwisata di selatan Jawa.

Selain memperlancar arus logistik, keberadaan Tol Getaci juga diharapkan membuka peluang ekonomi baru bagi daerah yang dilalui. Akses transportasi yang lebih efisien diyakini mampu menarik investasi, mempercepat distribusi barang, dan menghidupkan sektor pariwisata lokal di Priangan Timur, Tasikmalaya, dan Cilacap.

Rencana pembangunan jalan tol ini awalnya dijadwalkan dimulai pada akhir tahun 2022, namun tertunda karena kendala lelang dan perubahan struktur pembiayaan. Pemerintah kini berupaya mempercepat evaluasi agar pelaksanaan proyek tidak kembali tertunda.

Konsorsium BUMN Mundur, Proyek Dilelang Ulang

Sebelumnya, proyek Tol Getaci sempat dimenangkan oleh konsorsium BUMN–swasta yang terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Daya Mulia Turangga–Gama Group–PT Jasa Sarana, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. 

Namun, konsorsium tersebut akhirnya mundur karena adanya restrukturisasi pada salah satu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) anggota konsorsium.

Akibatnya, proyek ini harus dilelang ulang untuk mencari investor baru yang siap menanggung porsi investasi sesuai ketentuan KPBU. Pemerintah optimistis proses lelang akan segera selesai setelah evaluasi skema pendanaan rampung.

Dengan perencanaan matang dan dukungan lintas sektor, pembangunan Tol Getaci diharapkan menjadi simbol kemajuan infrastruktur nasional yang tidak hanya memperkuat konektivitas antardaerah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat di sepanjang jalur selatan Jawa.

Terkini