Indonesia Jadi Magnet Investasi, Pacu Pertumbuhan Industri Nasional

Kamis, 18 September 2025 | 11:14:00 WIB
Indonesia Jadi Magnet Investasi, Pacu Pertumbuhan Industri Nasional

JAKARTA - Minat investor global terhadap Indonesia terus meningkat, khususnya dari Tiongkok yang kini menempatkan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi utama di kawasan Asia.

Stabilitas politik, pasar domestik yang luas, serta kebijakan fiskal yang progresif menjadikan Indonesia semakin menarik di mata dunia. Wakil Presiden Industrial Development China Fortune Land Development (CFLD) Indonesia, Frank Sun, menggarisbawahi bahwa Indonesia memiliki modal kuat untuk terus tumbuh. 

Dengan populasi mencapai 282 juta jiwa dan lebih dari separuh berusia di bawah 35 tahun, Indonesia memiliki pasar yang dinamis dan tenaga kerja produktif.

“Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan 282 juta orang, di mana lebih dari separuhnya berusia di bawah 35 tahun. GDP Indonesia mencapai USD1,4 triliun dengan pertumbuhan tinggi, termasuk dalam tiga besar negara G20 dengan pertumbuhan terbaik,” jelas Frank Sun.

Hubungan Jakarta–Beijing Semakin Solid

Frank Sun menilai eratnya hubungan antara Jakarta dan Beijing, terutama sejak hadirnya inisiatif Belt and Road (BRI) pada 2013, semakin memperkuat arus investasi. Kolaborasi strategis ini menciptakan peluang lebih besar di sektor-sektor penting yang menopang perekonomian nasional.

Ia menyebut meskipun sebagian investasi Tiongkok tercatat melalui Singapura dan Hong Kong, Tiongkok kini berada di jajaran teratas sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan keyakinan tinggi investor terhadap prospek jangka panjang Indonesia.

“Indonesia baru saja mencatat pertumbuhan 5,12 persen pada kuartal II 2025. Sektor yang paling banyak digarap investor Tiongkok adalah logam seperti nikel, aluminium, dan tembaga, infrastruktur jalan dan pelabuhan, ekonomi digital, serta agrikultur,” ungkap Sun.

Sektor-Sektor yang Jadi Prioritas

Investasi dari Tiongkok mencakup berbagai sektor strategis yang mendukung transformasi ekonomi. Di sektor digital, sejumlah raksasa teknologi seperti Alibaba, Tencent, dan TikTok sudah berinvestasi untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia.

Sementara itu, di sektor agrikultur, perusahaan besar seperti New Hope dan Julong turut menggarap potensi lahan dan produksi pangan. Kombinasi investasi digital dan agrikultur diharapkan memperkuat daya saing nasional serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Di sektor industri logam, pembangunan fasilitas pengolahan nikel, aluminium, dan tembaga terus digencarkan untuk mendukung hilirisasi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia pemain utama dalam rantai pasok global kendaraan listrik.

Insentif Pemerintah Perkuat Daya Tarik

Frank Sun menyoroti komitmen pemerintah Indonesia yang ambisius dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. Target pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun hingga 2029 menjadi salah satu sinyal kuat bahwa pemerintah serius mendorong pembangunan jangka panjang.

Berbagai insentif ditawarkan untuk menarik investor, mulai dari tax holiday hingga 20 tahun, super deduction untuk kegiatan riset dan pengembangan, hingga penurunan tarif pajak penghasilan badan dari 25 persen menjadi 22 persen dengan target akhir 20 persen.

“Insentif ini membuat Indonesia menjadi negara yang sangat kompetitif di kawasan, dan memberi sinyal positif bagi investor yang ingin menanamkan modal jangka panjang,” papar Sun.

Kawasan Industri Baru Siap Tampung Investor

CFLD, sebagai salah satu pengembang kawasan industri, tengah memperluas pengembangan kawasan yang dapat menampung berbagai sektor. Fase kedua proyek akan menghadirkan pabrik siap pakai berstandar internasional untuk memudahkan perusahaan yang ingin segera beroperasi.

Dengan fasilitas lengkap dan dukungan infrastruktur modern, kawasan industri ini diharapkan menjadi pusat pertumbuhan baru yang mampu menarik investasi bernilai besar. Fase pertama yang telah berjalan membuktikan tingginya minat pelaku usaha terhadap ekosistem yang mendukung produktivitas.

Selain itu, keberadaan kawasan industri akan menciptakan efek berganda bagi ekonomi sekitar, mulai dari serapan tenaga kerja, peningkatan UMKM, hingga pertumbuhan sektor jasa pendukung seperti logistik dan transportasi.

Indonesia Menuju Pusat Pertumbuhan Industri Dunia

Frank Sun menutup paparannya dengan optimisme bahwa kombinasi antara sumber daya alam melimpah, pasar domestik besar, dan dukungan kebijakan yang pro-investasi akan membawa Indonesia menjadi salah satu pusat industri terbesar dunia.

“Indonesia punya semua syarat untuk menjadi pusat industri besar di dunia,” ujar Sun. Keyakinan ini sekaligus menjadi dorongan bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk terus menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan berdaya saing.

Prospek ini membuka peluang kerja sama lebih luas di masa depan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai motor pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Dengan arah kebijakan yang konsisten, Indonesia berpeluang melesat menjadi pusat investasi regional sekaligus destinasi utama industri global.

Terkini

Ini Daftar Suku Bunga KPR CIMB Niaga 2025

Kamis, 18 September 2025 | 23:51:26 WIB

Discounted Cash Flow Adalah: Fungsi, Rumus & Contohnya

Kamis, 18 September 2025 | 23:51:24 WIB

21 Ide Usaha Sampingan di Rumah, Bisa Untung Banyak!

Kamis, 18 September 2025 | 23:51:24 WIB