JAKARTA - Optimisme mengenai masa depan Indonesia terus menguat seiring berbagai potensi besar yang dimiliki bangsa ini.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa Indonesia berada pada jalur yang tepat menuju status negara maju dan dominan pada tahun 2045. Hal tersebut ia sampaikan melalui pandangan strategis terkait kekuatan demografis, kekayaan sumber daya alam, serta posisi geografis Indonesia yang sangat menguntungkan.
Ia menekankan bahwa seluruh potensi tersebut dapat menjadi fondasi penting bagi tercapainya visi besar Indonesia Emas, selama pengelolaan sumber daya manusia dan fiskal dilakukan secara tepat dan konsisten.
Optimisme tersebut juga semakin relevan ketika dikaitkan dengan peran perguruan tinggi sebagai pusat lahirnya SDM unggul yang menjadi penentu kemajuan negara.
Potensi Besar Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045
Dalam orasi ilmiah pada Dies Natalis Universitas Sriwijaya, Tito menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki modal besar untuk menguatkan posisinya di kancah global.
Menurutnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa, dengan 68,95 persen di antaranya merupakan angkatan kerja produktif yang dapat menjadi kekuatan ekonomi nasional.
Selain itu, wilayah Indonesia sangat luas dan membentang sepanjang tiga zona waktu, sebuah keunggulan geografis yang tidak dimiliki banyak negara lain.
Ia menjelaskan bahwa jika peta Indonesia diletakkan di atas peta Eropa, wilayah Indonesia membentang dari Prancis hingga Turki, menunjukkan betapa besarnya ruang dan potensi yang dimiliki.
Tito juga menyoroti kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah sebagai modal besar pembangunan nasional. Kekayaan ini menjadi daya tarik global dan memberi peluang bagi Indonesia untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya berbasis teknologi.
Namun, ia mengingatkan bahwa kekuatan SDA harus ditopang oleh kualitas SDM agar dapat memberi nilai tambah optimal bagi perekonomian.
Posisi Indonesia yang strategis di persimpangan dua benua dan dua samudra juga memperkuat potensi ini, terutama karena jalur perdagangan dunia seperti Selat Malaka menjadi pintu penting aktivitas global.
Berbagai kajian lembaga internasional seperti World Bank dan McKinsey turut memperkuat optimisme tersebut. Lembaga-lembaga tersebut menilai Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi serta keluar dari middle income trap pada 2045.
Pandangan ini didukung oleh kinerja ekonomi yang terus berkembang dan kapasitas produktif yang semakin meningkat, meski sejumlah indikator sosial masih perlu diperbaiki.
Tantangan Bonus Demografi dan Kualitas SDM
Meskipun memiliki potensi besar, Tito mengingatkan bahwa bonus demografi harus dikelola secara tepat agar tidak berubah menjadi beban. Ia menyebutkan bahwa tingkat pengangguran terbuka Indonesia masih berada pada angka 4,91 persen dan gini ratio masih di angka 0,375, menunjukkan adanya tantangan dalam pemerataan ekonomi.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia berada pada angka 76,02, yang menggambarkan perlunya peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat secara lebih merata.
Tito menegaskan bahwa bonus demografi adalah kesempatan historis yang tidak boleh disia-siakan. Jika generasi usia produktif dapat dikapitalisasi menjadi tenaga kerja unggul, maka Indonesia akan mampu melaju menuju negara maju.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi justru berpotensi menciptakan masalah baru seperti meningkatnya angka pengangguran.
Ia mencontohkan bahwa negara seperti Jepang dan Korea Selatan kini menghadapi penurunan populasi produktif, sedangkan Indonesia masih berada pada periode emas yang harus dimanfaatkan.
Menurutnya, negara maju tidak pernah bertumpu semata pada kekayaan sumber daya alam. Sebaliknya, negara-negara maju bertumpu pada kualitas sumber daya manusia, inovasi, dan pendidikan tinggi.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Indonesia akan benar-benar melompat jika memiliki SDM berpendidikan tinggi dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi terkini.
Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Indonesia Maju
Dalam pandangannya, perguruan tinggi memegang peran sentral dalam menyiapkan SDM unggul untuk mendukung Indonesia menuju negara maju. Ia menekankan bahwa kampus harus memiliki tenaga pendidik berkualitas serta menjalankan tridharma perguruan tinggi secara inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Pendidikan tinggi harus mampu menjadi wadah bagi lahirnya inovasi, riset unggulan, serta transformasi keilmuan yang memberi dampak pada pembangunan nasional.
Ia menambahkan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan karakter, kompetensi, dan keterampilan masa depan.
Hal ini penting agar generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan global yang semakin kompetitif. Keberadaan kampus sebagai pusat penelitian juga menjadi penentu dalam peningkatan kualitas ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi.
Universitas sebagai bagian dari ekosistem pendidikan nasional memiliki tanggung jawab untuk memastikan lulusan mampu bersaing secara global. Untuk itu, inovasi kurikulum, penguatan kolaborasi, serta relevansi pendidikan dengan kebutuhan industri harus menjadi prioritas.
Peran strategis perguruan tinggi inilah yang dapat memastikan Indonesia tidak hanya kaya SDA, tetapi juga memiliki modal SDM yang mampu mengolahnya menjadi nilai tambah bagi bangsa.
Sinergi Pemerintah dan Akademisi Menuju 2045
Tito menegaskan bahwa Indonesia dapat menjadi negara dominan dan maju jika pemerintah dan perguruan tinggi berjalan seiring dalam mempersiapkan kualitas SDM.
Transformasi menuju Indonesia Emas 2045 tidak hanya bergantung pada potensi alam atau jumlah penduduk, tetapi pada kemampuan mengelola potensi tersebut secara efektif dan terarah. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk melihat bonus demografi sebagai peluang emas yang tidak datang dua kali.
Dengan perencanaan fiskal yang baik, kebijakan pendidikan yang adaptif, serta sinergi antara pemerintah dan dunia akademik, Indonesia diyakini dapat mencapai cita-cita menjadi negara maju.
Optimisme ini bukan hanya visi, tetapi merupakan tujuan yang realistis dengan modal besar yang sudah dimiliki dan langkah konkret yang terus dilakukan berbagai pihak.