Logistik

KAI Ambil Peran Besar Logistik Nasional Saat Truk ODOL Dihapus

KAI Ambil Peran Besar Logistik Nasional Saat Truk ODOL Dihapus
KAI Ambil Peran Besar Logistik Nasional Saat Truk ODOL Dihapus

JAKARTA - Menjelang diberlakukannya kebijakan penghapusan truk Over Dimension Over Loading pada 2026, PT Kereta Api Indonesia menyatakan kesiapannya menjadi tulang punggung baru angkutan logistik nasional. 

Peningkatan kapasitas angkutan berbasis rel yang telah dicapai perusahaan dalam beberapa tahun terakhir menjadi dasar bagi kesiapan tersebut. 

Selain itu, keberhasilan KAI dalam mencatat pertumbuhan angkutan batu bara hingga puluhan juta ton menunjukkan bahwa moda transportasi rel mampu menawarkan solusi logistik yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan.

KAI menilai bahwa kebijakan penghapusan ODOL akan menjadi momentum untuk memperluas peran angkutan barang berbasis rel, terutama pada komoditas strategis yang saat ini masih didominasi angkutan jalan. 

Dengan porsi besar yang dimiliki angkutan batu bara, perusahaan melihat peluang besar untuk memperkuat ekosistem logistik nasional sekaligus mendukung target pemerintah dalam menciptakan lalu lintas jalan raya yang lebih tertib dan minim pelanggaran.

Dalam upaya memperkuat posisinya, KAI juga terus mengembangkan infrastruktur logistik di berbagai titik strategis. Melalui pembangunan terminal baru serta penguatan fasilitas bongkar muat, perusahaan berambisi meningkatkan kapasitas angkutan dan memperluas layanan non-batu bara. 

Langkah-langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan kesiapan perusahaan dalam menghadapi transformasi besar di sektor logistik nasional.

Peran Batu Bara sebagai Tulang Punggung Logistik KAI

Batu bara tetap menjadi komoditas utama dalam angkutan barang KAI. Hingga Oktober 2025, perusahaan mencatat angkutan batu bara mencapai 47,77 juta ton, tumbuh 4,3 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Komoditas ini menyumbang 83 persen dari total angkutan barang, yang secara keseluruhan mencapai 57,55 juta ton dalam kurun Januari hingga Oktober. Besarnya porsi tersebut menunjukkan bahwa peran KAI dalam mendukung pasokan energi nasional sangat signifikan.

Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, angkutan batu bara memiliki dampak strategis bagi keberlangsungan operasional pembangkit listrik tenaga uap di Pulau Jawa dan Bali. 

Energi listrik yang dihasilkan PLTU menjadi penopang kebutuhan rumah tangga, fasilitas kesehatan, sektor pendidikan, pusat perbelanjaan, hingga unit usaha kecil dan menengah. Dengan demikian, kelancaran angkutan batu bara melalui jaringan kereta api berpengaruh langsung terhadap aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.

KAI memastikan bahwa kapasitas angkutan batu bara akan terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. 

Selain mempertahankan performa angkutan yang stabil, perusahaan menegaskan komitmennya dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui moda transportasi yang lebih terukur dan tidak menimbulkan kerusakan jalan raya seperti halnya truk ODOL.

Kesiapan Menjadi Alternatif Logistik pada Era Tanpa ODOL

Dengan diberlakukannya penghapusan truk ODOL pada 2026, KAI melihat peluang besar untuk mengambil peran lebih dominan dalam sistem logistik nasional. ODOL selama ini menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan, kecelakaan, serta ketidakefisienan distribusi barang. 

Pemerintah menilai bahwa penghapusan truk dengan muatan berlebih akan menciptakan transportasi jalan yang lebih aman dan teratur.

Sebagai respons terhadap kebijakan ini, KAI menyatakan kesiapannya untuk menjadi alternatif angkutan utama. Kapasitas besar yang dimiliki angkutan rel memungkinkan perpindahan komoditas secara massal dengan efisiensi yang lebih stabil dibandingkan angkutan jalan. 

Selain itu, moda rel tidak menghadapi kendala pembatasan muatan sebagaimana regulasi yang berlaku untuk truk. KAI menilai bahwa penguatan armada dan infrastruktur akan membuat angkutan rel menjadi pilihan utama pelaku industri, terutama pada komoditas dengan volume besar seperti batu bara dan barang curah lainnya.

KAI bahkan menargetkan pertumbuhan angkutan barang sebesar 15 persen pada 2029, dengan proyeksi 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton komoditas non-batu bara. Target tersebut menunjukkan ambisi besar perusahaan untuk memperluas peran logistik berbasis rel di Indonesia.

Pengembangan Infrastruktur Strategis untuk Perluas Kapasitas

Guna mencapai target jangka panjang tersebut, KAI tengah memperkuat jaringan logistik melalui pembangunan sejumlah fasilitas strategis. Salah satunya adalah Terminal Tarahan II di Lampung, yang dirancang mampu menampung hingga 18 juta ton batu bara. 

Terminal ini akan memperkuat pengiriman dari wilayah Sumatera menuju jalur logistik energi nasional. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan fasilitas bongkar muat Kertapati di Sumatera Selatan dengan kapasitas tambahan tujuh juta ton.

Pengembangan fasilitas tersebut tidak hanya meningkatkan kapasitas angkutan, tetapi juga mempercepat proses logistik sehingga distribusi barang lebih efisien. 

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar KAI dalam menciptakan rantai pasok yang lebih kuat, terukur, dan didukung infrastruktur yang memadai. Perusahaan berkomitmen memastikan bahwa kesiapan infrastruktur sejalan dengan peningkatan permintaan logistik di masa mendatang.

Dengan optimalisasi jaringan rel yang semakin luas dan fasilitas logistik yang terus diperbarui, KAI berharap dapat memenuhi ekspektasi pemerintah dan industri dalam menciptakan ekosistem logistik nasional yang modern, aman, dan bebas dari pelanggaran muatan berlebih.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index