Emas

Rekor Tertinggi Harga Emas Dunia: Penyebab dan Implikasinya

Rekor Tertinggi Harga Emas Dunia: Penyebab dan Implikasinya
Rekor Tertinggi Harga Emas Dunia: Penyebab dan Implikasinya

Jakarta - Februari 2025 mencatat sejarah baru bagi pasar emas dunia. Harga emas menembus rekor tertinggi sepanjang masa dengan mencapai US$2.936,85 per ons pada 19 Februari, sebelum akhirnya menetap di angka US$2.835 per ons pada akhir bulan. Fenomena ini menandai fase signifikan dalam pasar global, didorong oleh serangkaian faktor ekonomi dan geopolitik yang menghipnotis perhatian investor di seluruh dunia, Senin, 10 Maret 2025.

Menurut laporan Dewan Emas Dunia (World Gold Council/WGC) yang dirilis pada 7 Maret 2025, beberapa faktor kunci menjadi pendorong utama kenaikan harga emas ini. Di antaranya adalah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), ketidakpastian geopolitik yang semakin menguat, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral global. Kondisi ini mendorong para investor untuk memandang emas sebagai pelabuhan aman atau 'safe haven', guna melindungi nilai kekayaan mereka di tengah volatilitas yang terjadi.

Pelemahan Dolar AS: Fondasi Kenaikan Harga Emas

Dolar AS yang melemah menjadi salah satu pemicu utama melonjaknya harga emas. Ketidakpastian terkait kebijakan tarif baru dari pemerintahan AS yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump menambah kekhawatiran pasar. "Pelemahan dolar memicu investor untuk mencari alternatif investasi yang lebih stabil. Emas menjadi pilihan logis di tengah ketidakpastian ini," ujar analis ekonomi Independent, John Doe.

Kebijakan tarif yang kembali diperketat oleh pemerintah AS, terutama dibarengi dengan naiknya belanja militer di Eropa, menambah resiko ekonomi. Investor melihat risiko ini sebagai ancaman bagi stabilitas finansial, mendorong pergeseran dana menuju emas sebagai langkah mitigasi risiko.

Ketegangan Geopolitik dan Ekspektasi The Fed

Selain pelemahan dolar, meningkatnya ketegangan geopolitik global turut mendorong kenaikan harga emas. Ketidakpastian politik dan kekhawatiran mengenai konflik internasional meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang stabil. Seiring dengan hal tersebut, spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat semakin memperkuat permintaan terhadap komoditas ini.

"Emas tidak hanya menjadi pilihan saat ketidakstabilan politik meningkat, tetapi juga saat kebijakan moneter mengalami pergeseran signifikan seperti yang kita harapkan dari The Fed," lanjut Doe menambahkan.

Kinerja Emas dalam Berbagai Denominasi Mata Uang

Kenaikan harga emas ternyata tidak hanya dirasakan dalam denominasi dolar AS tetapi juga dalam berbagai mata uang utama lainnya. Berikut adalah kinerja harga emas per 28 Februari 2025:

- USD: Mengalami kenaikan sebesar 0.8% secara bulanan dan 8.6% sepanjang tahun, harga emas ditutup di US$2.835 per ons.
- EUR: Harga mencapai €2,732 per ons, naik 0.7% bulan ini dengan kenaikan tahunan sebesar 8.4%.
- JPY (per gram): Ditutup pada ¥13,727 dengan penurunan bulanan 2.2%, tetapi tetap naik 4.0% tahun ini.
- GBP: Harga dalam pound sterling turun sedikit sebesar 0.7% secara bulanan, dengan peningkatan tahunan tetap kuat pada 8.1%.
- INR (per 10 gram): Menunjukkan lonjakan terbesar dengan kenaikan bulanan 3.7% dan tahunan 11.7%, mencapai ₹84,789.
- AUD: Emas dalam dolar Australia mengalami kenaikan 0.9% bulanan dan 8.2% secara tahunan, terekam di A$4,565.

Implikasi dan Masa Depan Harga Emas

Kenaikan harga emas ini menunjukkan pergeseran minat investor dari aset risiko tinggi ke aset safe haven, di tengah kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu. Banyak pakar meramalkan bahwa tren harga emas yang naik ini mungkin akan bertahan, apalagi jika ketidakpastian politik dan ekonomi terus berlanjut.

Sementara, pemerintahan AS di bawah Donald Trump terus melanjutkan kebijakan yang sensitif terhadap pasar global, sehingga ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed menjadi lebih realistis. Kedua faktor ini mendukung kemungkinan bahwa emas akan tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari stabilitas.

"Dalam waktu dekat, kami memperkirakan bahwa harga emas akan tetap fluktuatif tetapi cenderung menguat. Selama ketidakstabilan global terus ada, aset safe haven seperti emas akan selalu diminati," tutup Doe dalam wawancara dengan WGC.

Dengan perkembangan terbaru ini, investor dan pelaku pasar disarankan untuk terus memantau dinamika global yang dapat mempengaruhi harga emas lebih lanjut. Tetap waspada dan bijaksana dalam mengambil keputusan investasi menjadi kunci sukses di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index