JAKARTA - Enam bulan sejak resmi beroperasi, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sovereign wealth fund (SWF) terbaru Indonesia, berhasil mencatatkan prestasi yang impresif. Dalam periode singkat ini, Danantara memperoleh pendanaan hingga 10 miliar dolar AS atau setara Rp163 triliun dari konsorsium 12 bank asing. Pencapaian ini tidak hanya menegaskan kepercayaan internasional terhadap kredibilitas pengelolaan investasi Indonesia, tetapi juga menandai babak baru dalam tata kelola aset negara yang lebih profesional dan strategis.
Pembentukan Danantara berangkat dari perubahan ketiga Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang disahkan DPR. Transformasi ini menggeser paradigma lama yang bersifat birokratis menjadi manajemen berbasis nilai, fokus pada daya saing global, dan memberi ruang bagi Danantara untuk berperan sebagai pengelola aset negara dengan pendekatan investasi strategis.
Pendanaan Global dan Kepercayaan Internasional
Keberhasilan mengantongi dana sebesar 10 miliar dolar AS dalam enam bulan pertama menjadi bukti nyata kepercayaan internasional terhadap Danantara. Dana tersebut diperoleh dari 12 bank asing yang tergabung dalam konsorsium, menunjukkan bahwa pasar global menaruh perhatian serius terhadap kapasitas lembaga baru ini.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, memegang peran kunci dalam pencapaian ini. Kiprahnya tidak hanya mengatur operasional sehari-hari, tetapi juga mengarahkan strategi, memperluas jejaring internasional, serta membangun kepercayaan global terhadap Indonesia sebagai tujuan investasi yang aman dan menarik.
Pendanaan ini memberi Danantara fleksibilitas untuk mengakselerasi berbagai proyek transformasi ekonomi. Di tengah ketidakpastian geopolitik dan dinamika pasar internasional, keberhasilan ini menegaskan posisi Indonesia di mata investor global.
Program Kerja Strategis dan Arah Investasi
Untuk tahun buku 2025, Danantara telah menyusun 22 program kerja yang berfokus pada tiga pilar utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan bisnis. Restrukturisasi ditargetkan pada sektor-sektor yang mengalami tantangan manajerial dan finansial, termasuk maskapai penerbangan, manufaktur baja, proyek kereta cepat, dan asuransi.
Sementara itu, konsolidasi berfokus pada efisiensi sektor konstruksi, pupuk, rumah sakit, perhotelan, gula, hilirisasi minyak, dan kawasan industri. Sedangkan pengembangan bisnis diarahkan pada sektor masa depan dengan potensi pertumbuhan tinggi, seperti koperasi, pangan, baterai, semen, perbankan syariah, telekomunikasi, dan galangan kapal. Pendekatan ini mencerminkan komitmen Danantara untuk memperbaiki aset yang ada sekaligus berinvestasi pada masa depan ekonomi Indonesia.
Pengembangan SDM dan Kemitraan Internasional
Selain aspek finansial, Danantara membangun fondasi sumber daya manusia melalui pendirian Danantara Indonesia Academy. Universitas korporat ini bekerjasama dengan sembilan universitas terkemuka dunia, menawarkan pembelajaran umum dan khusus dengan fokus pada kecerdasan buatan (AI), teknik, dan pengembangan kapasitas SDM.
Di ranah internasional, Danantara berhasil menjalin tiga kemitraan strategis dalam empat bulan pertama operasional. Pertama, kemitraan dengan Qatar Investment Authority (QIA) senilai 4 miliar dolar AS untuk hilirisasi industri, energi terbarukan, dan layanan kesehatan. Kedua, kerja sama dengan Future Fund Australia membuka akses menjadi anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), yang mengakui standar tata kelola Danantara. Ketiga, kesepakatan dengan China Investment Corporation (CIC) mencakup platform investasi ASEAN–China di sektor manufaktur, teknologi, kesehatan, dan barang konsumsi.
Reformasi Tata Kelola dan Profesionalisme
Secara internal, Danantara menerapkan reformasi tata kelola yang mencerminkan kultur baru dalam pengelolaan aset negara. Kebijakan seperti pelarangan aktivitas non-produktif di hari kerja, pembatasan keterlibatan keluarga direksi, dan pengurangan protokol berlebihan diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas.
Pembentukan dua entitas khusus, Danantara Asset Management dan Danantara Investment Management, merupakan langkah strategis untuk melindungi aset negara dari risiko dan meningkatkan transparansi. Pendekatan ini menunjukkan komitmen Danantara terhadap praktik tata kelola yang baik, profesional, dan berorientasi jangka panjang.
Masa Depan SWF Indonesia
Meski masih berusia muda, Danantara menunjukkan kapasitas kelembagaan yang menjanjikan. Mengelola dana triliunan rupiah bukan hanya soal kemampuan manajerial, tetapi juga menjaga integritas dan konsistensi di tengah dinamika politik dan ekonomi nasional.
Jika sebelumnya BUMN sering dipandang sebagai beban fiskal, Danantara hadir sebagai simbol baru kedaulatan ekonomi. Lembaga ini dirancang menjadi motor pertumbuhan, inovasi, dan kesejahteraan nasional, mencerminkan arah baru tata kelola yang modern, transparan, dan berorientasi masa depan.
Enam bulan pertama operasional ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu membangun institusi investasi yang kredibel, efisien, dan mampu bersaing di kancah global. Kepercayaan internasional yang telah diperoleh Danantara menandai awal perjalanan yang menjanjikan bagi sovereign wealth fund Indonesia ini.