BEI Mantapkan Langkah Menuju Bursa Global Lewat Inovasi dan Kualitas Emiten

Kamis, 06 November 2025 | 11:00:30 WIB
BEI Mantapkan Langkah Menuju Bursa Global Lewat Inovasi dan Kualitas Emiten

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan visi besar untuk menempatkan pasar modal nasional dalam jajaran 10 besar bursa dunia pada 2030. 

Optimisme ini muncul seiring dengan performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus menunjukkan tren positif dan potensi menembus level 9.000 pada tahun mendatang.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan bahwa hingga kuartal IV 2025, IHSG tumbuh 16,7 persen secara year to date, meski sempat mencatatkan capital outflow sebesar Rp 41 triliun. 

Namun, dalam sebulan terakhir, arus modal asing berbalik arah dengan net buy Rp 12,9 triliun, menandakan pemulihan minat investor global terhadap pasar Indonesia.

“Secara keseluruhan, pasar kita masih solid. Bahkan, jika melihat tren transaksi dan partisipasi investor, arah IHSG menuju 9.000 bukan sesuatu yang berlebihan,” ujar Iman di Jakarta.

Selain dari sisi performa indeks, BEI juga mencatat peningkatan signifikan jumlah investor. Total investor pasar modal kini telah mencapai 19 juta, dengan penambahan rata-rata lebih dari 2 juta investor baru setiap tahun. Aktivitas harian pun terus meningkat dengan 232.000 investor aktif, angka tertinggi sejak sebelum pandemi.

Penguatan Basis Investor Domestik Jadi Fokus Utama

Meski pencapaian tersebut menggembirakan, BEI menyadari bahwa tantangan ke depan terletak pada penguatan basis investor institusi domestik. Menurut Iman, kehadiran dana pensiun, asuransi, dan lembaga keuangan nasional lainnya akan menjadi tulang punggung stabilitas pasar.

“Backbone pasar kita harusnya adalah investor institusi domestik, seperti dana pensiun dan asuransi. Kami berharap ada tambahan dana sekitar Rp 23 triliun dari investor institusi pada awal tahun depan,” jelasnya.

Dari sisi pasokan saham (supply), BEI menargetkan 45 emisi baru (IPO) sepanjang 2025. Hingga kini, telah tercatat 23 perusahaan baru, sementara 13 lainnya dalam pipeline. Namun, Iman menegaskan bahwa kualitas emiten tetap menjadi prioritas.

“Tahun ini kami menargetkan lima lighthouse IPO, yakni perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar minimal Rp 3 triliun dan proceeds minimal Rp 700 miliar. Target itu sudah tercapai, dan kami perkirakan hingga akhir tahun bisa mencapai tujuh hingga delapan perusahaan,” ujarnya.

Perkembangan ini juga menandai pergeseran menarik di bursa Indonesia. Porsi dominasi emiten besar mulai berpindah dari sektor perbankan menuju konglomerasi lintas sektor, menandakan diversifikasi dan dinamika baru di pasar modal nasional.

Kolaborasi Internasional dan Inovasi Produk Pasar Modal

Sebagai langkah memperluas akses global, BEI menjalin kerja sama strategis dengan Singapore Stock Exchange (SGX) melalui peluncuran Depository Receipt (DR) untuk saham-saham Indonesia. Program ini diharapkan meningkatkan visibilitas saham Indonesia di pasar internasional.

“Kami ingin produk pasar modal Indonesia bisa diakses lebih luas secara global. Kolaborasi ini menjadi tonggak penting untuk meningkatkan visibilitas saham Indonesia di luar negeri,” tutur Iman.

Selain kerja sama lintas negara, BEI juga memperluas produk derivatif seperti Structured Warrants dan Single Stock Futures. Pengembangan ini dilakukan berdasarkan masukan langsung dari pelaku pasar, dengan tujuan memperdalam instrumen investasi dan memperluas alternatif perdagangan saham.

Langkah-langkah tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang BEI dalam menciptakan ekosistem pasar modal yang kuat, inovatif, dan inklusif, sejalan dengan arah transformasi ekonomi nasional menuju digitalisasi keuangan.

Optimisme Menuju Target Bursa Dunia 2030

Iman menegaskan bahwa BEI memiliki target ambisius untuk masuk 10 besar bursa dunia pada 2030, baik dari sisi kapitalisasi pasar maupun nilai transaksi harian. Saat ini, posisi BEI berada di peringkat ke-20 dunia untuk kapitalisasi dan ke-17 untuk volume transaksi.

“Kami realistis tapi optimis. Dengan penguatan infrastruktur, inovasi produk, dan peningkatan kualitas emiten, target 10 besar global bukan hal yang mustahil,” tegasnya.

Hingga September 2025, nilai transaksi harian BEI mencapai Rp 16,6 triliun, melampaui target awal sebesar Rp 14,5 triliun. Sementara itu, total efek yang diterbitkan mencapai 555 instrumen, melebihi target tahunan sebanyak 430 efek.

Iman menambahkan bahwa pasar modal Indonesia masih berada di jalur pertumbuhan berkelanjutan. Ia optimistis bahwa jika tren penurunan inflasi dan suku bunga berlanjut, bursa Indonesia akan semakin menarik bagi investor domestik dan internasional.

Terkini