Bandara Sulteng Maksimalkan Pelayanan Penerbangan Meskipun Aktivitas Beragam

Selasa, 04 November 2025 | 12:10:59 WIB
Bandara Sulteng Maksimalkan Pelayanan Penerbangan Meskipun Aktivitas Beragam

JAKARTA - Sulawesi Tengah mencatat aktivitas penerbangan yang dinamis pada bulan September 2025 dengan total 1.248 frekuensi penerbangan di beberapa bandara wilayah ini. 

Frekuensi tersebut terdiri dari 624 penerbangan berangkat dan 624 penerbangan datang. Meski jumlah penerbangan cukup tinggi, dibandingkan bulan sebelumnya, frekuensi berangkat turun 5,17 persen dan frekuensi datang menurun 5,02 persen. 

Data ini menunjukkan adanya fluktuasi operasional yang wajar mengingat kondisi ekonomi dan cuaca yang memengaruhi mobilitas udara di provinsi tersebut.

Selain penurunan frekuensi, jumlah penumpang yang berangkat, datang, dan transit pada bulan yang sama tercatat sebanyak 100.214 orang, mengalami penurunan sebesar 2,06 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 102.327 orang. 

Secara kumulatif, dari Januari hingga September 2025, total penumpang mencapai 888.227 orang, sedikit menurun 0,41 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Tren ini menunjukkan stabilitas mobilitas masyarakat meski ada fluktuasi kecil dalam jumlah penerbangan dan penumpang.

Pemerintah daerah terus memantau pergerakan transportasi udara untuk memastikan konektivitas tetap berjalan lancar. Aktivitas bandara menjadi indikator penting dalam mengukur mobilitas regional serta mendukung sektor pariwisata dan perdagangan yang mulai pulih pasca pandemi. 

Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan jadwal penerbangan dengan perencanaan matang agar perjalanan tetap aman dan efisien.

Bandara Aktif dan Peningkatan Layanan

Beberapa bandara utama di Sulawesi Tengah menunjukkan tingkat aktivitas yang berbeda-beda. Bandara Mutiara Sis Aljufri Kota Palu menjadi pusat penerbangan tersibuk dengan total 323 penerbangan, melayani 32.999 penumpang berangkat dan 33.264 penumpang datang. 

Bandara ini terus meningkatkan layanan agar kapasitas dan kenyamanan penumpang dapat terpenuhi, termasuk memperkuat manajemen check-in dan fasilitas keamanan.

Bandara Bungku Morowali mencatat 189 penerbangan dengan total penumpang berangkat 8.410 orang dan penumpang datang 9.103 orang. Peningkatan fasilitas dan koordinasi dengan maskapai penerbangan menjadi fokus agar layanan tetap optimal dan penumpang mendapatkan pengalaman terbaik. 

Sementara itu, Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk melayani 94 penerbangan, dengan penumpang berangkat 7.835 orang dan penumpang datang 8.231 orang. Bandara ini terus memperkuat konektivitas dengan rute domestik untuk mendukung mobilitas masyarakat dan distribusi logistik.

Di sisi lain, Bandara Kasiguncu Poso dan Tanjung Api Ampana mencatat frekuensi yang lebih rendah, masing-masing 9 penerbangan. Meski jumlah penumpang tidak besar, peran kedua bandara penting dalam menjaga akses transportasi udara bagi wilayah yang relatif terpencil. 

Pemerintah daerah menekankan pentingnya koordinasi antara bandara kecil dan maskapai untuk mengoptimalkan jadwal penerbangan serta memastikan ketersediaan layanan dasar bagi masyarakat lokal.

Bandara Tanpa Aktivitas dan Tantangan Operasional

Dua bandara di Sulawesi Tengah, yakni Sultan Bantilan Tolitoli dan Pogogul Buol, tercatat tidak memiliki aktivitas penerbangan sama sekali pada bulan September 2025. Kondisi ini menjadi perhatian pemerintah dan pengelola bandara karena akses transportasi udara bagi masyarakat lokal menjadi terbatas. 

Namun, langkah-langkah mitigasi sedang dilakukan, termasuk penjadwalan ulang penerbangan dan peningkatan fasilitas untuk menarik minat maskapai melayani rute-rute ini.

Penutupan sementara atau minimnya aktivitas di beberapa bandara kecil biasanya dipengaruhi oleh faktor permintaan rendah, kondisi cuaca, dan kesiapan infrastruktur. Pemerintah provinsi terus mengupayakan agar bandara yang tidak aktif dapat segera beroperasi kembali sehingga keterhubungan antardaerah tetap terjaga. 

Ke depannya, strategi peningkatan layanan, promosi rute, dan kolaborasi dengan maskapai akan menjadi fokus agar seluruh bandara di provinsi ini dapat dimanfaatkan optimal.

Selain itu, beberapa bandara kecil juga menjadi bagian penting dari strategi evakuasi dan logistik bencana. Aktivitas yang meningkat di bandara utama akan didukung oleh kesiapan bandara kecil sebagai jalur alternatif. 

Hal ini memastikan layanan transportasi udara di Sulawesi Tengah dapat diandalkan, baik untuk mobilitas masyarakat maupun penanganan situasi darurat.

Dampak dan Harapan Mobilitas Udara

Aktivitas penerbangan yang beragam di Sulawesi Tengah memengaruhi sektor ekonomi, pariwisata, dan logistik. 

Bandara utama dengan tingkat aktivitas tinggi memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional, sementara bandara kecil menjadi tulang punggung mobilitas lokal dan distribusi logistik di daerah terpencil.

Meski terdapat penurunan jumlah penerbangan dan penumpang, pemerintah dan pihak terkait optimistis mobilitas udara akan meningkat seiring pemulihan ekonomi dan peningkatan layanan transportasi. Upaya memperluas jadwal penerbangan, meningkatkan fasilitas bandara, dan mempermudah akses masyarakat menjadi fokus utama.

Ke depan, strategi pemerintah daerah untuk menyeimbangkan aktivitas di seluruh bandara di Sulawesi Tengah diharapkan dapat meningkatkan konektivitas, efisiensi transportasi, dan pemerataan layanan bagi seluruh masyarakat. 

Dengan demikian, provinsi ini mampu memanfaatkan potensi transportasi udara sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Terkini